Sindrom Patah Hati Juga Intai Pria

===
Liputan6.com, Washington DC: Stres dapat menyetrum otot jantung yang menyebabkan gejala yang menyerupai serangan jantung. Gangguan ini disebut stres kardiomiopati atau "sindrom patah hati," yang paling umum terjadi pada wanita paruh baya. Namun sebuah penelitian terbaru menemukan pria pun bisa mengalaminya.

Biasanya sindrom ini menyerang setelah tekanan fisik yang besar, seperti operasi atau penderitaan mental seperti kematian orang yang dicintai.

Sekarang sebuah penelitian baru menegaskan bahwa stres kardiomiopati juga dapat mempengaruhi pria dan wanita premenopause. Studi ini diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.

Para peneliti di Jerman dan Kanada mengidentifikasi 256 kasus stres kardiomiopati antara Januari 2005 dan Oktober 2010 dari tujuh rumah sakit berbeda di Eropa dan Amerika Utara. Usia pasien berkisar antara 30-90 tahun. Usia rata-rata adalah 69.

Seperti yang diharapkan, sebagian besar pasien yang terkena dampak, 81 persen, adalah perempuan postmenopause. Tapi 8 persen dari kasus terjadi pada perempuan kurang dari usia 50 tahun, dan 11 persen terjadi pada pria. Hanya dua pertiga dari peserta penelitian mampu mengidentifikasi pemicu gejala mereka, Senin (25/7).

Untuk 30 persen, penyebabnya adalah emosional, dan termasuk kematian seorang teman, hewan peliharaan, atau relatif, konflik interpersonal, kecemasan, kemarahan, atau kehilangan pekerjaan.

Untuk 41 persen peserta studi, penyebabnya adalah fisik. Stres fisik dilaporkan dalam penelitian ini meliputi operasi, kesulitan bernapas seperti PPOK, asma, atau bronkitis, dan kemoterapi.

"Hanya dua pertiga pasien memiliki stressor sebelumnya yang diidentifikasi dengan jelas," tulis para peneliti

Dan dalam sepertiga dari kasus, pemicu kondisi tersebut belum jelas. Ini menunjukkan bahwa penyebab stres kardiomiopati kadang-kadang terlalu sulit untuk dikenali.

Peneliti menyimpulkan dan menduga bahwa gangguan misterius mungkin memiliki dasar-dasar yang kompleks, melibatkan endokrin, pembuluh darah, dan sistem saraf pusat. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan pengakuan dari kondisi ini untuk memastikan diagnosis yang benar dan manajemen.

Para ahli yang tidak terlibat dalam penelitian memuji studi itu dan penggunaan scan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada jantung untuk mendokumentasikan fitur fisik dengan hati-hati dari sindrom yang sulit dipahami. "Senang bahwa mereka bisa mendapatkan sejumlah pasien kohort dari berbagai pusat dan jenis yang berbeda dengan cara yang sama," kata Mazen Hanna, MD, seorang ahli jantung yang merupakan Direktur Unit Perawatan Intensif Gagal Jantung di Cleveland Clinic di Ohio.(WebMD/MEL)

Source: http://kesehatan.liputan6.com/read/345681/sindrom-patah-hati-juga-intai-priasindrom-patah-hati-juga-intai-pria

No comments: