Sariawan, Pencegahan, Pengobatan, Terapi

===
Sariawan Pencegahan Pengobatan TerapiSariawan menjadi penyakit yang diyakini 10% dari populasi dunia mengalaminya . Di daerah tropis hal ini menjadi hal yang lumrah dan sering ditemui pada populasi penduduknya, lebih banyak terjadi pada wanita ketimbang prianya.

Sariawan atau stomatitis aphtosa adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya sariawan ini disertai rasa sakit yang tinggi. Sariawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan

Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua hari, yang kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Bercak luka yang ditimbulkan akibat dari sariawan ini agak kaku dan sangat peka terhadap gerakan lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang dirasakan ini dapat membuat kita susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya juga banyak mengeluarkan air liur. Biasanya sariawan ini akan sembuh dengan sendirinya adalam waktu 4 sampai 20 hari. Bila penyakit ini belum sembuh sampai waktu 20 hari maka penderita harus diperiksa lebih lanjut untuk menentukan apakah ada sel kankernya atau tidak.

Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya sariawan. Misalnya, luka tergigit, mengkonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit.

Ada beberapa faktor-faktor penyebab yang dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa, diantaranya:

* Keadaan gigi, higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.
* Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulser sehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa.
* Mengkonsumsi air dingin atau air panas.
* Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser.
* Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan yang tinggi pada anak kembar, dan pada anak-anak yang kedua orangtuanya menderita stomatitis aphtosa.
* Faktor psikologis (stress), diduga berhubungan dengan produksi kortison di dalam tubuh.
* Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi). Terbentuknya stomatitis aphtosa ini pada fase luteal dari siklus haid pada beberapa penderita wanita.
* Pada penderita yang sering merokok juga bisa menjadi penyebab dari sariawan.
* Jamur, namun biasanya hal ini dihubungkan dengan penurunan sistem pertahanan tubuh (imuno). Berasal dari kadar imunoglobin abnormal.
* Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering (misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari.
* Sariawan yang dikarenakan kekurangan vitamin C sangat mungkin terjadi, karena bagi si pasien yang kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan jaringan dimukosa mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya mengakibatkan sariawan.
* Kekurangan vitamin B dan zat besi juga dapat menimbulkan sariawan. Namun kondisi seperti itu dapat diatasi dengan sering memakan buah ataupun makan sayur-sayuran.

Secara umum untuk menghindari sariawan yang berulang dapat dilakukan dengan menghindari stress, menghindari minum alkohol dan merokok, menjaga kebersihan mulut, menhindari makanan dan minuman panas, berhati-hatisaat menyikat gigi, serta mengobati sakit maag yang diderita serta memperbanyak konsumsi sayuran dan buah – buahan.

Tentunya untuk menyembuhkan sariawan secara tuntas diperlukan suatu pendekatan menyeluruh terhadap kemungkinan penyebabnya. Adapun obat herbal yang digunakan untuk mencegah sariawan antara lain, madu, habbatussauda dan meniran serta temulawak.

Dalam mengatasi sariawan, dapat menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang mengandung antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Jika sariawan sudah terlalu parah, bisa digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila sudah kronis disertai dengan demam)

No comments: