(Foto: gettyimages)
KETIKA Pak Guru Harry sibuk mengajar di depan kelas, tiba-tiba Dito menguap lebar. Belum lagi matanya sayu. Ketika ditanya, Dito beralasan karena sedang puasa.
Benarkah karena puasa, kegiatan belajar si kecil bisa terganggu? Kalau iya, bagaimana mengatasinya?
Mengantuk dan kurang konsentrasi
Wanda Anastasia Bawono, M. Psi, psikolog dari Langkahku Child & Family Educare mengatakan, si kecil mengantuk di kelas terjadi akibat menurunnya kadar gula ke otak, sehingga memengaruhi kinerja otak. Atau penyebab lainnya, kurangnya konsumsi zat besi saat sahur.
Nah, sumber zat besi berasal dari sayuran hijau dan kacang-kacangan. Dengan jumlah zat besi yang cukup, dapat membantu tubuh menyerap oksigen lebih banyak ke otak dan berfungsi mengurangi kantuk dan mempertahankan konsentrasi.
Solusi:
- Penuhi gizi anak, seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan zat besi saat sahur.
- Disiplinkan waktu tidur malam agar tercukupi kebutuhan tidurnya.
- Upayakan dia tenang, optimis, dan santai. Pasalnya, bila anak tegang akan membuatnya sulit menghadapi pelajaran, konsentrasi pecah, dan berlanjut dengan kejenuhan. Dan jenuh ini akan menurunkan semangat belajar.
- Gunakan jam istirahat untuk refreshing, umpamanya istirahat sejenak, mendengarkan lagu, atau mengobrol dengan teman.
- Pupuk kemauan kuat untuk belajar. Gunakan waktu secara efektif untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Lemas
Acapkali yang terlintas dalam pikiran ialah hilangnya jadwal makan, yakni sarapan dan makan siang. Sehingga hal itu membuat tubuh seperti kurang bergairah atau lemas.
Solusi:
- Mintalah anak beristirahat yang cukup selama 7-8 jam sehari. Gunanya mengganti sel-sel yang rusak, pertumbuhan, pemulihan, serta menata kembali memori dan informasi yang diterima.
- Karena tubuh tidak mendapat asupan makanan dan cairan selama 14 jam, maka usahakan si kecil melaksanakan sahur, yang mengandung:
1. Karbohidrat kompleks. Disimpan dalam liver dan otot sebagai glikogen-zat sebelum menjadi glukosa. Bila tubuh kekurangan energi, cadangan glikogen akan dipecah menjadi glukosa sebagai sumber energi. Selain itu, karbohidrat kompleks membantu proses metabolisme energi tubuh. Umpamanya, ubi, jagung, oatmeal, roti gandum, dan nasi merah.
2. Sayuran dan buah-buahan. Sebagai antioksidan yang memenuhi
kebutuhan harian dan detoksifikasi.
- Hindari makanan dan minuman yang asam, bersantan, dan pedas agar
tidak menganggu dan merangsang kerja lambung anak.
- Hindari konsumsi berlebihan. Sebab, justru hal ini membuat anak cepat
lelah, malas, mengantuk, bahkan muntah.
- Banyak konsumsi air putih.
- Mengasup suplemen/vitamin atau madu, bila perlu.
- Tetap melakukan aktivitas dan olahraga selama puasa. Tujuannya merangsang metabolisme, pertumbuhan, dan kebugaran. Namun, upayakan olahraga yang sesuai kemampuan anak dan aktivitasnya tidak sama ketika dia tidak berpuasa.
Lapar dan haus
Kondisi tubuh lemas, tentu akan memicu godaan untuk buka puasa dini. Solusi:
- Lakukan aktivitas positif. Hanya saja, hindari memforsir tenaganya. Tujuan: anak dapat mengalihkan lapar dan hausnya pada kegiatan lain.
- Bantulah anak membuat pernyataan positif mengenai dirinya bahwa dia sanggup berpuasa dengan baik.
- Upayakan anak berada pada tempat yang sejuk, baik udara maupun suasananya.
- Bila tidak ada kegiatan, mintalah anak tidur sebentar atau belajar mengaji.
- Karena masih dalam proses berpuasa, sebaiknya mintalah anak lebih banyak bergaul dengan teman-teman yang berpuasa agar terhindar dari godaan. (Sumber: Tabloid Mom&Kiddie)
(//ftr)- Sukses Berbisnis di Bulan Ramadan
- Kecil-Kecil Kok Mendengkur?
- Narsis, si Kecil Doyan Tonton Video Kelahirannya
- 10 Etika Saat Anda Gunakan Ponsel
- Curhat Masalah Rumah Tangga, Pahami Batasannya
- Sophie Navita Batasi Waktu Anak Nonton Televisi
- Payudara Turun karena Menyusui? Mitos!
- 'Iklan Susu Formula Gerus Keinginan Moms Menyusui'
- Setop Katakan 4 Hal Ini pada Suami
Source: http://lifestyle.okezone.com/read/2011/08/05/196/488710/puasa-bukan-berarti-semangat-belajar-anak-surut
No comments:
Post a Comment